Oleh Tifani Wida .S.
A. Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu yaitu pada
usia kehamilan <37 minggu,Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh
kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi
yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002)
B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan
masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Serviks
inkompeten.
2. Ketegangan
rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion.
3. Kelainan letak
janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4. Kemungkinan
kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic
disproporsi).
5. Infeksi yang
menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk preteolitik
sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).
6. Faktor
keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
7. Masa interval
sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
a. Makin panjang
fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
b. Makin muda
kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas janin
C. Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen,
sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi
(sampai 65%)
High virulensi : Bacteroides
Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast,
jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan
kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan
prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
D. Komplikasi
ketuban pecah dini
1. Infeksi
intrapartum (korioamnionitis)
2. Persalinan
preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
3. Prolaps tali
pusat
4.
Oligohidramnion
E. Pemeriksaan
Diagnostik
a.
Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda,
anormaly janin atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
b. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi
kematangan paru janin.
c. Pemantauan
janin
Membantu dalam mengevaluasi janin
d. Protein
C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan
korioamnionitis
F. Penatalaksanaan
Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang
paling tinggi mencapai well born baby dan well health mother. Masalah berat
dalam menghadapi ketuban pecah dini adalah apabila kehamilan kurang dari 26
minggu karena untuk mempertahankannya memerlukan waktu lama. Bila berat janin sudah
mencapai 2000 gram, induksi dapat dipertimbangkan. Kegagalan induksi disertai
dengan infeksi yang diikuti histerektomi.
Selain itu, dapat dilakukan pemberian kortikosteroid dengan
pertimbangan. Tindakan ini akan menambah reseptor pematangan paru, meningkatnya
maturitas paru janin. Pemberian betametason 12 minggu dilakukan dengan interval
24 jam dan 12 minggu tambahan, maksimum dosis 24 minggu, masa kerjanya sekitar
2-3 hari. Bila janin setelah satu minggu belum lahir, pemberian berakortison
dapat diulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar