Oleh Nia Dwi Yuliati
Tanda-tanda
persalinan premature. Tanda-tanda dan gejala
persalinan prematur sebagian besar sama dengan persalinan normal.
Tanda-tandanya terkadang samar sehingga sulit untuk dikenali dan tak terduga.
§ Kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dalam satu
jam (lima atau lebih kontraksi rahim dalam satu jam)
§ Kram seperti menstruasi yang dirasakan di perut bagian
bawah yang terjadi terus-menerus atau hilang-timbul. Kram perut ini bisa
terjadi dengan atau tanpa diare
§ Nyeri punggung bawah yang terasa di bawah pinggang yang
terjadi terus-menerus atau hilang-timbul
§ Tekanan panggul yang terasa seperti bayi mendorong ke
bawah
§ Cairan encer yang keluar dari vagina. Cairan vagina
meningkat jumlahnya atau berubah warna.
Jika ibu hamil merasa mengalami
tanda-tanda dan gejala di atas, segeralah menghubungi dokter.
Pencegahan
persalinan premature : Ibu hamil dapat
mencegah persalinan prematur dengan mengurangi faktor-faktor risiko di atas,
meskipun tentu saja tidak ada jaminan ia tidak akan mengalaminya. Sebelum
kehamilan, ibu hamil dapat mendeteksi dan mengobati segala jenis masalah
kesehatan seperti infeksi, diabetes, masalah berat badan, atau hipertensi. Ibu
juga dapat menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok termasuk merokok pasif selama
kehamilan. Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi ibu hamil, tidak hanya
sebatas mencegah persalinan prematur.
Bila ibu termasuk kelompok yang
berisiko tinggi untuk mengalami persalinan
prematur, berkonsultasilah secara intens dengan dokter kandungan untuk
mengelolanya dan mempersiapkan diri. Dokter mungkin dapat memberikan
obat-obatan dan perawatan tertentu untuk menekan risiko ibu hamil dan
menyiapkan rencana penanganan yang tepat bila persalinan prematur pada akhirnya
terjadi.
Persalinan prematur dapat dihentikan. Banyak ibu hamil (bumil) yang diberi obat untuk
memperlambat atau menghentikan persalinan prematur. Pada beberapa kasus,
persalinan dapat diperlambat cukup lama sehingga bumil dapat dibawa ke rumah
sakit yang memiliki neonatal intensive care unit (NICU) – unit
perawatan khusus untuk bayi yang baru lahir. Para ibu juga diberi obat-obatan
yang dapat meningkatkan kesehatan sang bayi, meskipun bayi mereka lahir lebih
cepat.
Perawatan
untuk mencegah persalinan premature. Selama
bertahun-tahun, para dokter telah mencoba berbagai kiat untuk membantu mencegah
terjadinya persalinan prematur, termasuk istirahat tirah baring (bedrest), perawatan prenatal intensif untuk perempuan berisiko
tinggi, dan terapi obat untuk
menghentikan terjadinya kontraksi rahim. Namun tak satupun dari kiat-kiat di
atas yang efektif, meskipun pada individu-individu tertentu tindakan tersebut
dapat membantu.
Namun demikian, pada tahun 2003, dua
buah studi yang menggembirakan menunjukkan bahwa perawatan dengan menggunakan hormon
progesterondapat mengurangi
kejadian persalinan prematur pada ibu hamil yang sudah pernah mengalami
persalinan prematur sebelumnya. Kelompok ini merupakan kelompok yang berisiko
tinggi untuk kembali mengalami persalinan
prematur. Menurut American College of Obstretricians and
Gynecologists (ACOG), perawatan dengan progesterone (terkadang disebut 17P) harus diberikanhanya pada ibu hamil yang memenuhi semua
kriteria di bawah ini:
·
Pernah mengalami persalinan prematur untuk satu orang
bayi (bukan kembar dua, tiga atau lebih)
·
Persalinan dimulai
secara alami (bukan dengan induksi)
·
Sedang menjalani
kehamilan lagi dengan 1 janin
Para peneliti terus menyelidiki
apakah ibu hamil lain yang juga berisiko tinggi, termasuk ibu hamil yang
menjalani kehamilan kembar dua atau lebih juga mendapatkan keuntungan dengan
adanya terapi 17P. Sejumlah penelitian menitikberatkan pada efektivitas
pemberian antibiotikdalam mengurangi risiko terjadinya persalinan
prematur. Perawatan dengan antibiotik kelihatannya membantu memperpanjang masa
kehamilan pada bumil yang mengalami robekan prematur (kantung ketuban pecah
sebelum 37 minggu). Kondisi ini (juga disebut sebagai PROM) seringkali
menyebabkan terjadinya persalinan
prematur.
Antibiotik juga diberikan pada ibu
hamil yang mengalami infeksi vaginal, seperti bacterial vaginosis
(BV) dan trichomoniasis.
Ibu hamil yang mengalami gangguan ini mungkin sekali mengalami peningkatan
risiko persalinan prematur. Namun
sebagian besar studi tidak dapat menunjukkan bahwa antibiotik mengurangi risiko
persalinan dini pada sebagian besar perempuan dengan infeksi genital seperti
ini.
Ada beberapa studi yang mengatakan
bahwa sebuah prosedur yang disebutcerclage (dimana dokter melakukan jahitan
pada rahim agar tetap tertutup) juga dapat membantu mengurangi risiko
persalinan prematur pada bumil yang sebelumnya pernah mengalami persalinan prematur dan juga memiliki
abnormalitas tertentu pada rahim. Dokter akan membuka jahitan tadi pada saat
kehamilan mencapai usia sekitar 37 minggu.
Saat ini para ibu yang mengalami
persalinan sebelum kehamilannya berusia 34 minggu seringkali menjalani
perawatan dengan beberapa obat-obatan (yang disebut tocolytics). Obat-obatan ini
seringkali dapat memperlambat persalinan selama sekitar 48 jam sehingga
memberikan waktu tambahan untuk dapat memberikan perawatan dengan
obat-obatan kortikosteroid pada
ibu hamil. Kortikosteroid akan mempercepat pematangan paru-paru serta organ
lainnya pada janin, mengurangi risiko kematian bayi, dan komplikasi serius
lainnya yang disebabkan oleh persalinan
prematur, termasuk sindrom stres pada organ respiratori (masalah
pernapasan) dan perdarahan pada otak. Para dokter merekomendasikan
kortikosteroid bila ibu hamil kemungkinan akan mengalami persalinan sebelum usia kehamilan 34 minggu.