Sabtu, 08 Desember 2012

PERSALINAN PREMATUR



Oleh Nia Dwi Yuliati

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Persalinan prematur merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian karena menjadi salah satu penyebab utama kematian neonatal (bayi baru lahir). Persalinan prematur menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi karena kondisi bayi yang masih lemah. Bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko tinggi memiliki cacat neurologis bawaan, termasuk cerebral palsy, cacat penglihatan, dan gangguan kecerdasan, terutama bila usia kehamilan di bawah 32 minggu. Bayi tersebut juga berisiko tinggi untuk masalah kesehatan jangka panjang, termasuk penyakit kardiovaskular (serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi) dan diabetes.
Angka persalinan prematur di seluruh dunia berkisar antara 10-20 persen. Indonesia sendiri memiliki angka kelahiran prematur sekitar 19%. Di negara-negara maju, insiden persalinan prematur dapat dikurangi dengan kualitas kesehatan yang lebih baik dan berbagai tindakan pencegahan. Penyebab persalinan prematur tidak diketahui, namun faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risikonya:
1.    Ibu atau saudaranya lahir prematur. Studi di Universitas Aberdeen menemukan bahwa seorang ibu yang lahir prematur atau memiliki saudara yang lahir prematur berisiko 60 persen melahirkan bayi prematur pada kehamilan pertama. Pada kehamilan berikutnya, potensi kelahiran prematur menurun jadi 50 persen.
2.    Ibu pernah mengalami persalinan prematur. Jika seorang ibu pernah melahirkan premature maka ia memiliki risiko 30 persen akan mengulanginya. Jika ibu pernah dua kali melahirkan prematur, kemungkinannya adalah 70 persen ia akan kembali melahirkan prematur.
3.    Ibu memiliki bayi kembar. Bayi kembar memiliki sekitar 50 persen kemungkinan dilahirkan prematur. Untuk kembar tiga, peluangnya adalah 83 persen untuk dilahirkan prematur.
4.    Ibu memiliki kelainan rahim atau serviks (leher rahim) tertentu, termasuk leher rahim yang pendek.
5.    Ibu hamil yang memiliki masalah kesehatan. Hipertensi dan diabetes adalah kondisi yang paling umum yang berhubungan dengan persalinan prematur. Kondisi lain seperti gangguan autoimun dan infeksi juga meningkatkan risiko persalinan prematur. Riset menunjukkan bahwa respon kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri tertentu, seperti bakterial vaginosis dan trikomoniasis, dapat memicu persalinan prematur.
6.    Ibu hamil yang mengalami perdarahan vagina setelah 20 minggu kehamilan.
Perdarahan pada rahim memicu pelepasan protein tertentu (trombin) yang dapat merusak selaput ketuban, yang dapat mengakibatkan ketuban pecah dini. Trombin juga merangsang kontraksi rahim, yang dapat merangsang persalinan prematur.
Ibu hamil yang memiliki beberapa faktor risiko lain yang berhubungan dengan persalinan prematur tetapi tidak selalu menyebabkan persalinan prematur, seperti merokok, mengalami kenaikan/penurunan berat badan ekstrem selama kehamilan, menggunakan obat-obatan terlarang, memiliki stres tinggi, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar