Oleh NIA DWI YULIATI
Perdarahan
yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan
yang dialami selama proses melahirkan baik yang normal maupun dengan tindakan. Jalan
lahir harus diinspeksi sesudah tiap kelahiran selesai sehingga perdarahan dapat
dikendalikan (Oxorn, 2010 : 414-415)
Tempat-tempat
perdarahan mencakup : luka episiotomy. Kehilangan darah dapat mencapai 200 ml.
kalau arterial atau vena varikosa yang besar turut terpotong atau robek, darah
yang keluar dapat berjumlah lebih banyak lagi. Karena itu pembuluh darah yang
putus harus segera dijepit dengan klem untuk mencegah hilangnya darah. Vulva (vagina
dan servik), uterus yang rupture, inversion uteri, hematom (pada masa nifas).
Di
samping itu, ada factor-faktor lain yang turut menyebabkan kehilangan darah
secara berlebihan kalau terdapat trauma pada jalan lahir. Factor-faktor ini mencakup : interval yang lama antara
dilakukannya episiotomy dan kelahiran anak, perbaikan episiotomy setelah bayi
dilahirkan tanpa semestinya ditunggu terlalu lama, pembuluh darah yang putus
pada puncak episiotomy tidak berhasil dijahit, pemeriksaan inspeksi lupa
dikerjakan pada cervik dan vagina bagian atas, kemungkinan terdapatnya beberapa
tempat cedera tidak terfikirkan, ketergantungan pada obat-obat oxytocic yang
disertai penundaan terlampau lama dalam mengeksplorasi uterus.
Pada
umumnya robekan jalan lahir terjadi
pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan memudahkan
robekan jalan lahir dan arena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat
pembukaan serviks belum lengkap. Robekan
jalan lahir biasanya akibat episiotomy, robekan spontan, perineum, trauma
forceps atau vakum ekstraksi atau karena versi ekstraksi.
Robekan
yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomy, robekan perineum spontan derajat ringan
sampai ruptur perinea totalis (sfingter
ani terputus), robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah
sekitar klitoris dan uretra bahkan yang terberat, ruptur uteri. Oleh karena itu
pada setiap persalinan hendaklah dilakukan inspeksi yang diteliti untuk mencari
kemungkinan adanya robekan
(Wiknjosastro, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar