Senin, 29 Oktober 2012

PERSALINAN DENGAN INDUKSI


 Oleh : NIA DWI YULIATI

Proses Persalinan dengan Induksi, Sakit kah?


Proses persalinan berlangsung lambat. Ibu pun tidak kunjung mulas dan melahirkan. Saat hal ini terjadi, mungkin jawaban untuk memudahkan proses persalinan adalah dengan cara operasi caesar. Namun tidak sedikit Ibu hamil yang tetap menginginkan proses persalinan alamiah. Jika ini terjadi, maka yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan induksi. Cara ini juga dilakukan untuk mengurangi resiko komplikasi yang dapat terjadi seperti gawat janin atau bayi yang lahir terlalu besar.
Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses persalinan (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal. Kapan proses induksi harus dilakukan? Induksi dilakukan ketika Ibu hamil tidak merasakan adanya kontraksi atau his. Padahal kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih (sembilan bulan lewat). Selain itu, induksi dilakukan dengan alasan kesehatan Ibu , misalnya si Ibu menderita tekanan darah tinggi, terkena infeksi serius, atau mengidap diabetes. Kondisi lain adalah jika ukuran janin terlalu kecil yang bila dibiarkan terlalu lama dalam kandungan diduga akan beresiko/membah ayakan hidup janin. Membran ketuban pecah sebelum ada tanda-tanda awal persalinan dan plasenta keluar lebih dahulu sebelum bayi juga bisa menjadi alasan untuk melakukan induksi.
Walaupun sepertinya proses induksi ini dilakukan untuk menghindari bahaya saat proses persalinan, namun bukan berarti induksi tidak memiliki resiko.
1. Adanya kontraksi rahim yang berlebihan. Itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat dari dokter yang menangani. Jika  Ibu merasa tidak tahan dengan rasa sakit yang ditimbulkan, biasanya dokter akan menghentikan proses induksi kemudian akan dilakukan operasi caesar.
2. Janin akan merasa tidak nyaman sehingga dapat membuat bayi mengalami gawat janin (stress pada bayi). Itu sebabnya selama proses induksi berlangsung, dokter akan memantau gerak janin melalui cardiotopografi . Bila dianggap terlalu beresiko menimbulkan gawat janin, proses induksi akan dihentikan.
3. Dapat merobek bekas jahitan operasi caesar. Hal ini bisa terjadi pada yang sebelumnya pernah di operasi caesar, lalu menginginkan kelahiran normal.
4. Emboli. Meski kemungkinannya sangat kecil sekali namun tetap harus diwaspadai. Emboli terjadi apabila air ketuban yang pecah masuk ke pembuluh darah dan menyangkut di otak Ibu, atau paru-paru. Bila terjadi, dapat merenggut nyawa Ibu seketika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar