Rabu, 31 Oktober 2012

PERSALINAN MACET DENGAN EKSTRAKSI VACUM

Riffqi Kurniawati
Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan. Daam keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda. Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen (HIPOKSIA).

Alasan utama untuk menggunakan vakum ekstraksi adalah jika ada keterlambatan atau tidak ada kemajuan dalam persalinan pada tahap kedua atau pemantauan janin menunjukkan bayi dalam gawat janin.

Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan analgesia, khususnya epidural.Wanita yang juga memilih untuk memiliki epidural tidak bisa merasakan kontraksi mereka yang berarti mereka tidak memiliki umpan balik dari tubuh mereka tentang kemajuan bayi mereka.


Setelah epidural, wanita sering diharuskan untuk tidur terlentang, ini juga meningkatkan kesempatan mereka membutuhkan baik forceps atau vakum.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang memiliki epidural anestesi lebih dari 45% akan terus memiliki kelahiran operatif (kelahiran normal dibantu dengan forceps atau ekstraksi vakum ditambah kelahiran.) dan Anda mungkin memerlukan episiotomi .

Mencari dokter yang tahu bagaimana membantu Anda untuk masuk ke posisi terbaik dan menciptakan lingkungan di mana Anda merasa nyaman untuk sepenuhnya terbuka dan biarkan diri kelahiran bayi Anda alami sangat penting.

Ketika mewawancarai penyedia layanan, tanyakan seberaba banyak klien yang mereka tolong dengan forcep maupun vakum ekstraksi. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstraksi vakum adalah lebih baik daripada forsep karena menyebabkan trauma sedikit untuk ibu dan bayi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa keputusan dokter anda untuk memilih forsep atau vakum terutama akan tergantung pada preferensi dan pengalaman mereka.

Ilustrasi melahirkan sungsang dengan forsep kebidanan dilukis oleh seniman Amerika medis Catherine Holt Sinclair (1914 - 1990)

Efek samping dari persalinan dengan dibantu vakum ini adalah terjadi perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir, juga pendarahan dijalan lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum adalah terjadinya luka atau lecet dikulit kepala. Inipun dapat diobati dengan obat anti septik. Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri setelah bayi usia seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya pendarahan diantara tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi pendarahan dalam otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar