SPONTAN BRACHT
(Part 2)
Oleh : Suchi avnalurini shariff
Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan
penampang sekitar 5 cm. Suntikkan 5 unit oksitosin im dengan tujuan bahwa
dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan
pervaginam akan terselesaikan. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh
kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu
jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain
berada pada bokong janin (gambar 1).
Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan
punggung anak ke perut ibu (gerak hiperlordosis) sampai kedua kaki anak lahir.
Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada
pada pinggang janin (gambar 2).
Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis
dilanjutkan (gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu) sedikit kearah kiri
atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak. Gerakan hiperlordosis
tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh
kepala anak. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan
suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi
fleksi kepala janin. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya
dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang
kepala.
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada
persalinan spontan Bracht
Gambar 2 : Pegangan bokong anak pada persalinan
spontan Bracht
Prognosis
1.
Prognosis
lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.
2. Prognosa lebih buruk oleh karena :
·
Perkiraan
besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa
“after coming head”.
·
Kemungkinan
ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
1. Talipusat terjepit saat fase cepat.
2. Perdarahan intrakranial akibat
dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.
3. Trauma collumna vertebralis.
4. Prolapsus talipusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar